Meresensi buku pengetahuan
Tugas TIK
BAB I PENDAHULUAN
A.
Identitas
Buku
1.
Judul
buku :
Analisa
Break Even Edisi 3
2.
Penulis : Prof.
Dr. Soehardi Sigit
3.
Penerbit :
BPFE-Yogyakarta
4.
Tahun
terbit : Tahun 2007
5.
Tempat
terbit : Yogyakarta
6.
Cetakan :
Ke-10,September tahun 2007
7.
Tebal
buku :
vi+ 58
8.
Ukuran :
14 x 20 cm
9.
Jenis
kertas :
HVS
10.
Nomor
ISBN : 979-503-046-9
B.
Judul
Resensi : Break
Even Point
BAB II ISI RESENSI
- I. Ikhtisar
Isi Buku
A.
Pengertian Break Even
Perusahaan
dikatakan Break Even (BE) apabila setelah adanya perhitungan rugi-laba dari suatu
periode usaha tertentu, perusahaan itu takmemperoleh laba, tetapi juga tidak
menderita kerugian. Jadi, perusahaan tidak laba dan tidak rugi atau dapat
dikatakan laba nol atau rugi nol. Jika jumlah seluruh hasil penjualan besarnya
sama dengan seluruh jumlah biaya yang telah dikorbankan atau penghasilan sama
dengan beban disebut Break Event Point (Titik Impas).
Analisa
BE adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan olehseorang manajer
perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi
berapakah perusahaan yang berangkutan menderita laba, rugi, atau Break Event
(tidak laba dan tidak rugi). Selain itu juga untuk mengetahui kaitan antara
volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya
yang variabel dan yang tetap, serta laba dan rugi.
B.
Kegunaan Analisa Break Even
a. Sebagai
dasar atau landasan Perencanaan profit/profit planning
b. Sebagai
alat pengendalian/controlling kegiatan opeasional yaitu alat pencocokan antara
realisasi dengan perhitungan BE.
c. Sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
d. Sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan seorang manajer.
C.
Asumsi-asumsi Analisa Break Even
Asumsi
adalah syarat yang harus ada jika akan melakukan analisa break even. Asumsi
yang dperlukan agar dapat menganalisa BE yaitu :
a. Bahwa
biaya yang terjadi pada perusahaan tersebut dapat diidentifikasi sebagai biaya
variabel atau sebagai baya tetap. Biaya semi variabel masuk ke dalam biaya
variabel dan biaya semi tetap masuk ke dalam biaya tetap, semua harus tegas dalam pengelompokkannya
karena hanya ada dua kelompok biaya yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
b. Bahwa
yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami
perubahan meskipun volume produksi atau kegiatan berubah.
c. Bahwa
yang ditetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung bisys
per unit produknya, berapapun kuantitas unit prouk yang dihasilkan. Jika
kegiatan produksi berubah, biaya variabel akan berubah secara proporsional
dalam jumlah seluruhnya, sehingga biaya perunit akan tetap sama.
d. Bahwa
harga jual per unit akan tetap, berapapun banyaknya unit produk yang dijual.
Sedikit banyaknya pembeli juga tidak akan mempengaruhi harga jual produk
tersebut.
e. Bahwa
perusahaan yang bersangkutan menjual/memproduksi hanya satu jenis barang. Jika
memproduksi lebih dari satu barang maka produk tersebut harus dianggap sebagai
satu jenis produk dengan kombinasi (mix) yang selalu tetap.
f. Bahwa
ada sinkronisasi di dalam perusahaan yang bersangkutan antara produksi dan
penjualan, barang yang diproduksi itu terjual dalam periode yang bersangkutan.
Jika terdapat persediaan akhir yang belum terjual maka haru dianggap telah
terjual karena perhitungan BE tidak mengakui adanya persediaan.
D. Biaya Tetap
Biaya
tetap (fixed cost) adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode kerja,
jumlahnya tetap dan tidak mengalami perubahan. Perhitungan biaya tetap
bergantung pada berapa lama dalam satu periode kerja tersebut. Misalnya satu
periode kerja adalah satu bulan maka jumlah biaya tetap yag dihitung hanya yang
terjadi dalam satu bulan tersebut. Biaya tetap tidak akan berubah meskipun
volume produksi berubah, dan biasanya dikaitkn dengan waktu.
Contoh
biaya tetap :
a. Biaya
penyusutan
b. Biaya
gaji yang sudah ditetapkan
c. Biaya
asuransi
d. Biaya
sewa
e. Biaya
pemeliharaan
f. Biaya
bunga
Grafik
biaya tetap dalam jumlah total untuk berapapun volume produksinya adalah garis
datar horizontal.
E. Biaya Variabel
Biaya
variabel (Variabel Cost) adalah jenis-jenis biaya yang naik turun bersama-sama
dengan volume kegiatan.kerika produksi bertambah, biaya variabel pun akan
bertambah, dan ketika produksi turun maka biaya variabel akan turun juga.
Asumsi BE adalah naik turunnya biay variabel proporsional dengan volume
kegiatan. Namun dalam kenyataan tidak harus juga proporsional karena biaya
variabel bisa berubah secara degresif ataupun progresif.
Dikatan
degresif apabila volume produksi naik, naik pula biaya variabel akan tetapi
kenaikannya dibawah proporsional dengan kenaikan volume produksi. Biaya
variabel progresif apabila kenaikannya diatas proporsionalnya.
Biaya
langsung adalah biaya secara langsung membentuk hasil produksi seperti biaya
bahan baku , biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang sejenis. Biaya langsung
tentu biaya variabel, tetapi biaya variabel bisa menjadi biaya langsung maupun
tidak langsung.
Asumsinya
biaya variabel itu proporsional, jika biaya variabelnya Rp75/unit, maka untuk
menghsilkan 10.000 unit biaya variabelnya Rp75.000 untuk 4 unit adalah Rp300
dan 4000 unit adalah Rp300.000. dan dapat digambarkan pada grafik dibawah.
F. Biaya Tetap, Biaya Varporiabel, dan Biaya Total
Biaya
total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.
Penjelasan :
a. Pada
volume produksi OH
i.
Biaya tetap yaitu sebesar HB yakni 5juta
pada berapapun volume produksinya.
ii.
Biaya variabel yaitu sebesar BC yakni 6
juta (5 juta ke 11 juta) yang semkin bertambah dengan tambahnya volume
produksi.
iii.
Biaya total yaitu HB + BC = 5 juta + 6
juta= 11 juta.
b. Pada
volume produksi OA
i.
Biaya tetap yaitu Rp 5 juta
ii.
Biaya Variabel yaitu Rp 3 juta
iii.
Biaya total Rp 8 juta
G. Perbandingan Antara Harga jual, Biaya tetap dan Biaya
Variabel
Asumsi
yang digunakan dalam analisa BE adalah bahwa harga jual per unit adalah tetap
sama berapapun juga kuantita yang dijual. Biaya variabel per unit akan tetap
sama berapapun juga kuantita yang diproduksi. Hal ini berarti akan selalu ada
perbandingan yang konstan antara harga jual dan biaya variabel, berapapun juga
volume produksinya. Namun, biaya tetap per unit tidak akan sama apabila volume
produksi berubah.
Misalnya,
Harga jual per unit Rp 100 dan biaya variabel Rp 60, maka dapat dikatakan bahwa
biaya variabel adalah 60% dari harga jual, dan sisanya Rp 40 terdiri atas biaya
tetap dan laba(rugi) per unit.
Harga jual/unit – biaya variabel =biaya
tetap+lab (rugi).
Rp
100- Rp60 = Rp 40
Dalam
analisa BE Rp 40 disebut kontribusi/contribution dna dinyatakan dalam satuan
uang, jika dinyatakan dalam 40% disebut rasio pendapatan marginal(marginal
income ratio).
Pendapatan
marginal = total penjualan – total biaya variabel(yang belum menjadi laba total
netto karena masih mengandung biaya tetap.
H. Diagram Break Even
Diagram
BE menunjukkan hubungan antara volume produksi, biaya tetap, biaya variabel,
pendapatan marginal, laba, dan rugi
.
Penjelasan :
·
Garis OS adalah garis penjualan
·
Garis OV adalah garis biaya variabel
·
Garis O1T adalah garis biaya
tetap
·
Gari OP adalah garis produksi
Lihat garis vertikal P4S4
yang menunjukkan :
a. P4S4
ialah hasil penjualan total dalam rupiah untuk sebanyak kuantita OP4.
Harga jul tiap unit adalah sama tingginya P4S4 sama
dengan OR (dalam rupiah).
b. Dari
hasil penjualan P4S4 itu biaya variabelnya ialah P4V4
kontribusi total (marginal income) ialah V4S4 terdiri
atas biaya tetap V4T4 dan laba T4S4 .
Apabila
kuantitas uang dijual itu turun dari P4 ke P3 maka biaya
tetapnya adalah tetap, biaya variabel turun proporsional dan laba menjadi
turun. Turunnya laba dapat dihitung, yang diuraikan ini hanya untuk menunjukkan
bahwa pendapatan marginal total atau kontribusi per unit itu semakin turun maka
kuantitas yang dijual juga semakin turun.
I. Menghitung Break Even
Break
even dapat dihitung jika diketahui 3 komponen yaitu:
a. Jumlah
total niaya tetap
b. Biaya
variabel per unit atau total
c. Hasil
penjualan total atau harga jual per unit
Rumus
perhitungan BE :
PERTAMA
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.png)
Penjualan
BE adalah penjualan pada tingkat BE atau penjualan yang tidak menghasilkan laba
tetapi juga tidak menghasilkan kerugian.
Contoh : Biaya tetap = Rp 200.000 ,
biaya variabel = 60% dari penjulan, hasil penjualan = Rp800.000.
Jawab : ![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.png)
Direkonsiliasikan :
Penjualan
= 500.000
Minus
:
Biaya Variabel (60%*Penjualan) 300.000
Pendapatan
Marginal 200.000
Minus
:
Biaya Tetap 200.000
Laba atau Rugi 0 (berarti BE)
KEDUA
Syaratnya
harus diketahui : besarnya biaya tetap, presentase biaya variabel dari
penjualan.
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.png)
KETIGA
Dengan membagi Biaya Tetap dengan
Marginal Income Ratio (Rasio Pendapatan Marginal) atau Rasio Laba Volume (
Profit Volume Ratio).
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.png)
KEEMPAT
Membagi Biaya Tetap dengan kontribusinya per
unit.
![](file:///C:/Users/lenovo/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.png)
J. Gambar Break Even )Brea Even Chart)
Keterangan :
·
X adalah garis horizontal yang
menunjukkan kuantita
·
Y adlah garis vertikal yang menunjukkan
biaya dan hasil penjualan total alam rupiah
·
Biaya Tetap Rp.200.000 digambarkan
sejajar dengan garis X
·
Perusahaan berkapasitas 100% dengan
kemampuan produksi 2.000 unit. Penjulan juga pada kapasitas maksimum Rp800.000.
oleh sebab itu garis penjualan ditarik dari titi ke atas menuju Rp800.000 yakni
garis vertikal disebelah kanan.
·
Biaya variabel ditarik dari angka
Rp200.000 diagonal ke atas ke titik angka Rp680.000(200.000/biaya tetap+
(60%*800.000=480.000/biaya variabel)). Garis diagonal juga disebut garis garis
biaya total (jika dilihat dari jaraknya dr garis alas). Atau garis biaya
variabel jika jarak dilihat dari garis biaya tetap.
·
Persilangan garis biaya total dan garis
penjualan total disebut titik BE.
·
Titik BE adlah titik persaingan antara
garis penjualan da garis biaya total. Dari titik pada sebelah kiri terlihat
segitiga yang menunjukan daerah rugi dan segitiga sebelah kanan menjadi daerah
laba.
K. Laba di atas Break Even dan Rugi di bawah Break Even
Contoh
kasus:
Diketahui
:
a. Biaya
tetap Rp200.000
b. Harga
jual per unit Rp.400
c. Biaya
Variabel 60% dari penjualan (atau drai harga jual per unit adalah sam saja),
dan rasio pendapatan marginal 40%
d. Maka
dapat diketahui titik BE dicapai pada Rp500.000
Tentukan :
Penjualan
Rp600.000, selisih dengan BE sebesar Rp100.000. laba ialah 40% dari Rp100.000
ialah Rp40.000. berapakah besarnya laba apabila penjualan itu sebesar
Rp760.000?
Penghitungan :
Penjualan
Rp760.000
Titik
BE Rp500.000
Selisih lebih Rp260.000
Laba
40% dari Rp260.000 Rp104.000
Direkonsiliasikan :
Penjualan Rp760.000
Biaya
Variabel 60%*760.000 Rp456.000
Pendapatan
Marginal Rp304.000
Biaya
Tetap Rp200.000
Laba Rp104.000
Demikian
juga apabila perusahaan itu melaksanakan penjualan dibawah BE. Sebagai contoh
besarnya penjualan ialah Rp320.000, ruginya tentu Rp72.000
Perhitungan :
Penjualan Rp320.000
Titik
BE Rp500.000
Selisih
kurang (dibawah) Rp180.000
Rugi
40% dari Rp180.000 Rp72.000
Direkonsiliasikan :
Penjualan Rp320.000
Biaya
Variabel 60%xRp320.000 Rp192.000
Pendapatan
Marginal Rp128.000
Biaya
Tetap Rp200.000
Laba Rp72.000
Kesimpulannya
bahwa pada tingkat BE yang disebut kontribusi itu hanya dapat digunakan untuk
menutup seluruh biaya, untuk penjualan diatas BE akan diperoleh laba sebesar
40% dari selisih lebih diatas BE. Dan pada penjualan dibawah BE akan diderita
kerugian sebesar 40% dari selisih kurang dibawah BE.
L. Penutup
Analisa
break even yang dibicarakan dalam buku ini adalah analisa dengan menggunakan
garis lurus (linear). Dalam analisa yang lain dapat digunakan garis yang
non-linear. Karena tingkah laku pendapatan dan biaya itu dapat juga tidak lurus
garisnya. Sebagaimana sudah dikatakan dalam asumsi-asumsi yang digunakan,
analisa ini adalah analisa linear.
II. Tujuan
Penulisan
a. Membantu
dalam mempermudah mahasiswa dalam menghadapi kesulitan mempelajari materi break
event serta membantu manajer praktisi dalam menghitung dan menganalisi break
even.
BAB III PENUTUP
- I. Kelebihan
Buku
a. Buku
ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ekonomi khususny
mengenai brea event point.
b. Buku
ini berisi materi yang simple dan sederhana sehingga dapat dengan mudah di
pahami bagi pihak yang membutuhkan.
c. Dalam
materi juga dilengkapi dengan contoh dan gambar diagram atau grafik BE yang
menunjang pemahaman materi.
d. Ukuran
buku yang tipis mempermudah jika dibawa kemana dan dimanapun.
e. Jenis
kertas HVS putih sehingga cetakan jelas dan tidakmudah robek jika terkena air.
f. Gambar
dan warna cover yang cantik dan menarik.
- II. Kekurangan
Buku
a. Penggunaka
kalimat yang berbelit-belit sehingga perlu fokus dan pemahaman extra dalam
membaca.
b. Terdapat
banyak grafik tanpa keterangan yang membuat pembaca bingung.
c. Penjelasan
kurang simple dan kurang mudah dipahami dengan cepat.
- III. Tanggapan
Pribadi
Menurut
saya buku analisis break even ini sangat cocok untuk mahasiswa khususnya
mahasiswa ekonomi sebagai buku penunjang mata kuliah ekonomi. Penjelasan yang
luas dan lebih merinci dapat membantu pemahaman mengenai materi break event,
karena di dalamnya dijelaskan mengenai rumus, kurva, dan juga terdapat contoh
soal yang dapat mengasah pemahaman materi tersebut. Walaupun dalam memahami
materi yang disampaikan penulis perlu konsentrasi yang lebih agar materi dapat
dipahami seutuhnya.
- IV. Kesimpulan
Break
Even (BE) suatu kondisi dimana apabila setelah adanya perhitungan rugi-laba
dari suatu periode usaha tertentu, perusahaan itu takmemperoleh laba, tetapi
juga tidak menderita kerugian. Analisa BE adalah suatu cara atau suatu teknik
yang digunakan olehseorang manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume
(jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang berangkutan
menderita laba, rugi, atau Break Event (tidak laba dan tidak rugi). Untuk melakukan
analisis BE diperlukan adanya berbagai unsur antara lain volume produksi,
volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya yang variabel dan
yang tetap, serta laba dan rugi.
sumber referensi :
Komentar
Posting Komentar